Thursday, February 4, 2021

Kisah Anggota PKI Tak Mempan Peluru Saat Dieksekusi di Blora, Ternyata Kelemahannya Ini

 Pada zaman pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI), ada kisah salah satu anggotanya yang kebal peluru.


Anggota PKI tersebut tak mempan saat dieksekusi mati dengan cara ditembak.

Namun anggota ABRI akhirnya berhasil melumpuhkan anggota PKI tersebut setelah mengetahui kelemahannya.

Kisah anggota PKI yang kebal peluru ini bermula saat tentara Indonesia waktu itu sedang membersihkan PKI di daerah Madiun.

Pada saat itulah kejadian tak nalar terjadi, karena anggota PKI itu tak mempan meski ditembak berkali-kali oleh tentara.

Seperti dikutip dari Tribun Manado, peristiwa itu terjadi pada tahun 1948 tepatnya di Madiun.

Pada saat itu, pasukan ABRI termasuk dari Divisi Siliwangi, diturunkan untuk menyapu bersih anggota PKI di Madiun dan sekitarnya.

Lalu, pasukan ABRI Divisi Siliwangi memburu, semua simpatisan PKI di wilayah Madiun.



Hingga akhirnya tanggal 30 September 1948, Madiun berhasil dikuasai lagi oleh ABRI dari PKI.

Menurut buku Perintah Presiden Soekarno: Rebut Kembali Madiun, Divisi Siliwangi berhasil menaklukkan Front Demokratik Rakyat (FDR) yang merupakan organisasi sayap PKI.

Para simpatisan PKI lari terbirit-birit begitu ABRI berhasil membongkar persembunyiannya di Madiun.

Kemudian, gerakan Divisi Siliwangi berlanjut melakukan operasi di daerah Blora.

Karena pada saat itu banyak anggota PKI di Madiun yang melarikan diri ke daerah sana.

Pada saat melakukan operasi tersebut, ada sebuah kejadian aneh di luar nalar yang dialami oleh pasukan ABRI.

Saat itu, ABRI berhasil menangkap salah satu anggota PKI, namun dia tidak mati meski dieksekusi berkali-kali.

Anggota PKI itu ditangkap oleh Batalyon Kala Divisi Siliwangi, kemudian hendak dieksekusi mati.

Namun, anggota PKI yang tertangkap itu sama sekali tidak ketakutan, padahal dirinya hendak dieksekusi mati.

Dibawa ke alun-alun Blora, tawanan itu ditembak oleh ABRI tepat di keningnya.

Namun, anehnya dia tidak mati terkena tembakan itu.

Mendapati kenyataan itu, Mayor Kemal Idris yang menjadi komandan Batalyon Kala Hitam kebingungan.

Seorang komandan peleton (Daton) anak buahnya, lantas bertanya kepada sang komandan.

"Ada apa Mayor?" ujarnya.

"Itu Tawanan minta mati," tukas Kemal.

Danton itu kemudian mengambil pistolnya, dan menempelkan tepat di keningnya, tetapi pistolnya justru tak menyalak.

Padahal peluru pada pistol itu masih penuh, dua kali Danton mengulanginya hasilnya sama, pistol itu tak mau menyalak.

"Kamu punya ilmu ya?" tanya Danton pada tawanan itu.

Kemudian tawanan itu menjawab dengan seloroh, "Tidak".

Kemudian pistol dikokang, dan pelatuknya ditarik ditempelkan di kening tawanan itu, seketika dia tewas setelah tembakan menggema.

"Ternyata jawaban "tidak" dari tawanan itu menjadi kunci pelapasan ilmu kebalnya," ungkap Mayjen TNI (Purn) Rachwono yang ikut dalam Batalyon Kala Hitam, ketika menumpas sisa-sia PKI Madiun.